Rabu, 07 Desember 2016

PSIKOLOGI



Apa Itu Psikologi?
Akar Psikologi!
Perspektif Psikologi!
Disusun Oleh : Nabila Khairul Husna
16118
Mahasiswa Psikologi USU 2016
Medan Sumatera Utara

Psikologi berasal dari kata dalam bahasa Yunani Psychology yang merupakan gabungan dan kata psyche dan logosPsyche berarti jiwa dan logos berarti ilmu. Secara harafiah Psikologi diartikan sebagai Ilmu Jiwa. Istilah psyche atau jiwa masih sulit di definisikan karena jiwa itu merupakan objek yang bersifat abstrak, sulit dilihat wujudnya, meskipun tidak dapat dimungkiri keberadaannya. Dalam beberapa dasawarsa ini istilah jiwa sudah jarang dipakai dan diganti dengan istilah psikis. 
Menurut Ensiklopedi Nasional Indonesia Jilid 13 (1990), Psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dan binatang baik yang dapat dilihat  secara langsung maupun yang tidak dapat dilihat secara langsung.
Akar dari Psikologi
                
Sejak zaman Yunani Kuno, gejala gejala kejiwaan sudah banyak menarik perhatian para pemikir. Ahli ahli filsafat di antaranya Sokrates, Plato, dan Aristoteles banyak sekali menemukan pikiran pikiran mengenai gejala gejala Psikologis.

Namun, Permulaan formal ilmu Psikologi berdiri sendiri adalah pada akhir abad ke 19 ketika di Leipzig Jerman, Bapak Psikologi Jerman Wilhelm Wundt (1832-1920) mendirikan Laboratorium pertama kalinya, dan hampir bersamaan dengan William James (1842-1910) mendirikan Laboratorium serupa di Cambrige, Massachusetts.

Dua Pendekatan pertama

Sebelum sampai pada Psikologi Eksperimental oleh Wundt, terdapat dua teori pendekatan sebelumnya :

a.       Psikologi Pembawaan atau Psikologi Nativistik ; yang menyatakan bahwa jiwa terdiri dari faktor yang di bawa sejak lahir di sebut Pembawaan atau Bakat. Perilaku atau aktivitas jiwa di tentukan oleh pembawaan ini. Tokoh terkenal dari aliran ini adalah Franz Joseph Gall (1785-1828) yang mencoba menemukan lokasi pembawaan itu di otak dengan memeriksa tengkorak kepalanya dan metode ini disebut Frenologi.
b.      
      Psikologi Asosiasi atau Psikologi Empirik ; menyatakan bahwa Jiwa berisi ide ide yang di dapat melalui pancaindra kemudian di memorikan lalu di asosiasikan satu sama lain. contohnya saat seorang bayi lapar, di beri makan oleh ibunya kemudian dia kenyang, maka pancaindra dan memorinya akan bekerja bahwasanya rasa lapar akan di ikuti oleh proses makan yang menghasilkan rasa kenyang, sehingga akan di asosiasikan jika dia merasa lapar dia akan mencari makan.

Tiga Aliran awal Psikologi
1.      
      Strukturalisme

Aliran ini di ajukan oleh Wilhelm Wundt (1832-1920) Bapak Psikologi Jerman dari laboratoriumnya di Leipzig Jerman. Tapi di Amerika, ide ide Wundt di populerkan oleh salah satu muridnya E.B.Titchener (1867-1927) setelah di modifikasi sedemikian rupa. aliran ini pada dasarnya mengutamakan struktur kejiwaan manusia yang terdiri dari berbagai elemen, seperti pengindraan, perasaan, ingatan dan sebagainya. Aliran ini juga erat kaitannya dengan metode introspeksi  yang di kembangkan oleh Wundt dan strukturalis lainnya. Namun seiring berjalannnya waktu, para psikologi banyak yang menentang aliran ini yang kemudian mulai menciptakan aliran aliran lain dan menggantikan aliran strukturalisme
2.      
      Fungsionalisme

Salah satu dari pimpinan aliran ini adalah Bapak Amerika Serikat William James (1842-1910), seorang filsuf, dokter sekaligus psikolog Amerika. Dia juga salah satu penentang aliran Strukturalisme dan metode introspeksi, baginnya semua hal itu sia sia. Bila strukturalis memperhatikan apa yang terjadi ketika organisme melakukan sesuatu, maka Fungsionalis mempermasalahkan bagaimana dan mengapa. Namun aliran ini juga tak bertahan lama. Aliran ini kurang memiliki teori atau program penelitian yang tepat serta kurang menarik pengikut. Dan akhirnya penelitian tentang kesadaran dan konsep aliran ini tidak dapat bertahan. Namun penekanan pada fungsionalis ini menentukan jalannya Psikologi sebagai suatu ilmu ilmiah.
3.       Psikoanalisi

Di perkenalkan oleh Sigmud Freud (1856-1939) pada 1909 yang sebelumnya hanyalah seorang neurolog tidak terkenal yang akhirnya populer dengan teorinya mengenai alam Ketidaksadaran. Baginya depresi, kecemasan dan sebagainya di akibatkan oleh penyebab mental, bukan fisik. Berkaitan dengan truma emosional yang terjadi di masa kanak kanak atau masa lalu. Sekalipun aliran ini juga mendapat banyak penolakan dari Psikolog yang berorientasi empiris tapi Freud sekarang sudah sangat terkenal bahkan menyamain einstein. 

Pengaruh pengaruh lain terhadap Psikologi
  
  v  John B. Watson (1878-1958) yang menentang pendapat umum tentang psikologi introspeksi dan menemukan aliran baru di Amerika serikat yaitu Behaviorisme atau S-R (Stimulus-Respons) yang mengamati tarikan otot otot dan syaraf syaraf tertentu serta mempercayai bahwa perilaku di mulai dengan adanya rangsangan kemudian menghasilkan respon.
  v  Pavlov percaya bahwa kebudayaan hanyalah rangkaian refleksi terkondisi
  v  B.F.Skinner ialah penganut yang sangat berpengaruh bagi J.B Watson dalam alirannya. 
  v  Max wertheirmer (1912), Kurt Koffka (1886-1941) dan Wolfgang Kohler (1887-1967) yang memperkenalkan aliran Gestalt atau dalam bahasa inggris Configuration, yaitu tentang pengamatan gerakan dan persepsi situasi.
  v  Fancis Galton (1822-1911) Perintis Psikologi Eksperimental di iggris yang mempelajari perbedaan berbagai kemampuan seseorang dengan orang yang lain
  v  Charles Darwin (1809-1882) yang terkenal dengan teori evolusinya dari inggris yang mempelopori timbunya Psikologi komparatif (Psikologi perbandingan)
  v  Anton Mesmer (1734-1815) yang membawa pengaruh dari ilmu kedokteran khususnya Psikiatri yang memperkenalkan Hipnotisme yang di kembangkan menjajadi teori Ketidaksadaran.
  v  Margaret Floy Washburn (1871-1939) wanita pertama peraih gelar doktor di Psikologi yang melakukan pekerjaan penting tentang perilaku hewan.
  v  Leta stetter Hollingworth (1886-1939) salah satu psikologi pelopor perkembangan anak dan masalah wanita.
  v  Mary Calkins (1863-1930) yang mempelajari memori pada awal abad ke 20 dan menjadi presiden pertama di Asosiasi Psikologi Amerika.
  v  Karen Horney (1885-1952) yang fokus pada faktor budayaal dan sosial di balik kepribadian
  v  June Etta Downey (1875-1932) dimana dia memperluas penelirian tentang sifat kepribadian dan menjadi wanita pertama pemimpin suatu depatyemen psikologu di universitas negri.
  v  Anna Freud (1895-1982) Putri dari Sigmud Freud yang juga memberikan kontribusi bagi penanganan perilaku abnormal.
  v  Mamie Phipps Clark (1917-1983) yang mempelopori penelitian bagaimana anak dan kaum kulit berwarna tumbuh mengenali perbedaan ras.

Perspektif Utama dalam Psikologi
      
      1.       Perspektif Biologis ; Berfokus pada cara berbagai peristiwa yang berlangsung dalam tubuh mempengaruhi perilaku, perasaan, dan pikiran seseorang. Pada dasarnya semua peristiwa Psikologi berkaitan dengan aktifitas otak dan sistem saraf. Memperhatikan bagaimana sel saraf individu bersatu, bagaimana warisan karakteristik tertentu dari orang tua dan nenek moyang mempengaruhi perilaku, dan bagaimana fungsi tubuh mempengaruhi rasa takut dan harapan seseorang. Lebih jauh lagi, kemajuan dalam metode ini meneliti anatamo dan pemfungsian otak yang memperluas pengaruh sudut pandang ini ke bagian ilmu saraf. Lebih lengkapnya pendekatan ini menelurusi bagian otak yang berpengaruh dengan bagian tubuh lainnya dan menghasilkan sebuah respon psikologis dan prilaku.

      2.       Perspektif Psikodinamika ; Menguraikan dinamika ketidak sadaran seseorang seperti dorongan dalam diri, konflik, dan energi insting. Dalam pendekatan ini di percaya, Perilaku di motivasi oleh kekuatan dalam diri yang tidak kita sadari dan tidak dapat di kontrol. Sudut pandang ini terkait dengan Sigmud Freud pelopor aliran Psikoanalisi. Banyak yang berpendapat bahwa sebenarnya pendekatan ini lebih cocok masuk dalam golongan filsafat atau sastra, bukannya psikologi akademik. Namun, banyak juga psikoterapis, novelis, bahkan orang awam yang tertarik dengan pendekatan psikodinamika yang banyak berfokus pada masalah masalah psikologis besar seperti hubungan antara dua jenis kelamin, kekuatan seksualitas, ketakutan terhadap kematian dimana konflik dari masalah masalah itu terjadi di dalam diri kita, bahkan di dalam kesadaran yang tidak dapat di kontrol secara langsung.

      3.      Perspektif Behavioral ; Pendekatan Psikologi yang menekankan bagaimana keadaan lingkungan dan pengalaman mempengaruhi perliaku manusia bahkan hewan, dan bagaimana sebaliknya. Dan aliran ini tela membantu perjalanan psikologi selama separuh pertama abad ini. dimana mereka memilih berpegang teguh pada hal yang dapat di observasi secara langsung, yakni seperti tindakan dan peristiwa yang hanya muncul dalam lingkungan tertentu. Kesimpulannya pendekatan ini lebih mempelajari individu dari perlakunya ketimbang dari pada otak dan sistem sarafnya. Prinsip prinsip pendekatan ini juga telah di terapkan secara luas  untuk membantu seseorang mengubah perilakunya ke arah yag lebih baik melalui lingkungannya. Dan bagaimana seseorang melakukan sesuatu karena dorongan kondisi bukan karena motivasi yang mendalam.

      4.       Perspektif Kognitif ; menekankan hal yang berlangsung di dalam fikiran seseorang. Bagimana cara seseorang berfikir, mengingat, memahami, memecahkan masalah, menjelaskan sesuatu, memperoleh standar, moral, dan membentuk keyakinan. Pendekatan ini menjelaskan bagaimana pemahaman, pola fikir dan pengatahuan seseorang mempengaruhi tindakan, perasaan dan pilihan hidup mereka. sehingga pendekatan ini berfokus pada bagaimana cara manusia berfikir.pandangan koknitif memegang kepercayaan bahwa fikiran manusia adalah sistem yag aktif dan sadar. Berlawanan dengan pemahaman behavioralistik yang menggambarkan perilaku dari lingkungan dan berlawanan pula dengan pemahaman psikodinamika yang percaya perilaku manusia di kendalikan naluri yang tidak terkontrol.dalam pandangan kognitif proses mental individu merupakan perilaku yang terkendali oleh ingatan, persepsi, citra dan berfikir.
       5.       Perspektif Humanistik ; sudut pandang ini percaya bahwasanya masing maisng dari kita memiliki kapasitas untuk dmencari dan mencapai potensi penuh mereka. dimana manusia memiliki kemampuan untuk mengendalikan hidup mereka dan menghindari manipulasi dari lingkungannya. Mereka menekankan dari pada di dorong oleh ketidaksadaran di dalam diri, atau oleh faktor eksternal, manusia dapat memilih hidupnya dengan nilai nilai kemanusiaan yang lebih tinggi, seperti altruisme atau kepedulian terhadap diri sendiri dan kesejahteraan orang lain dan kehendak atas kebebasan. 




  



0 komentar:

Posting Komentar