Rabu, 07 Februari 2018

Arahnya Kompas

               
Korps Organisasi Mahasiswa Pecinta Alama Universitas Sumatera Utara- KOMPAS-USU- Berdiri dari tahun 1980 tepatnya tanggal 6 oktober bersamaan keluarnya SK dan di anggap sebagai hari lahir resmi dari KOMPAS-USU  yang berawal dari ide beberapa orang mahasiswa USU berbeda fakultas, : Juharman Arifin MIPA; Josmeri Surbakti, Suprayitno Srie Kusumo dan Partohonan Silitonga dari Teknik; Syarifuddin Munir dan Wahidin yasin Ekonomi; Hardy Guchi Pertanian; dan Martin Rustami Hukum.

Orang awam, entah itu mahasiswa atau bahkan orang lain yang tak berhubungan langsung dengan USU sendiri mungkin sangat mudah untuk melihat informasi siapa KOMPAS-USU itu sebenarnya. Pecinta Alam yang seperti apakah KOMPAS-USU itu sebenarnya. Apa perbedaan mereka dengan Pecinta alam lain yang ada di luar sana.

Tapi, tentu saja informasi lewat internet atau hanya dari mulut kemulut tak lebih hanya sekedar hiasan luar dari sepaket KOMPAS-USU yang tak bisa hanya di lihat saja. Sebagai salah satu Organisasi besar dan tua, banyak cerita dan buah bibir yang menyebar kemana mana. Jujur saja, kebanyakan anak anak baru akan mengatakan kalau organisasi satu ini adalah organsasi yang jauh dari kata mudah. Bahkan sangat menyulitkan! Selain masa orientasi yang katanya imbang dengan Paskibraka –saya pernah mendengar langsung- ditambah lagi kegiatan yang luar biasa menyulitkan –katanya…

Saya, adalah salah seorang Calon Anggota KOMPAS-USU tahun 2018. Saat ini, sedang dalam masa Orientasi tahap kedua ‘sepertinya’ setelah wawancara.
Sebelumnya, saya adalah seorang mahasiswi jalan dua tahun di USU dengan latar belakang sama sekali tak mengenal alam selain hanya mencintainya dari diri sendiri saja. Jika di Tanya mencintai Alam, mungkin cara mencintai saya berbeda. Saya hanya mencintai tanpa menyatakan mungkin, karena tak pernah bisa terjun kea lam langsung, tak mengenal tumbuh tumbuhan, dan tak pernah aktif dalam kegiatan berbau alam. Bisakah saya di katakana pecinta alam? Yah, itu hanya saya dan Tuhan saja lah yang tau apakah saya mencintai Alam dan bumi saya atau tidak.
Latar belakang saya yang seorang amatiran bahkan buta tentang alam ini terkadang sering membuat saya jauh di belakang teman teman yang juga calon anggota tapi pengetahuannya sudah jauh di atas saya.
Terkadang, saat instruktur member materi dan menunjukkan gambar atau menceritakan pengalaman, saya seperti anak kecil yang sedang melihat orang dewasa yang hebat, karena, mungkin bagi orang orang yang sudah biasa itu ya biasa saja, orang orang juga bisa, banyak pendaki dan travelers yang sudah kemana mana, tapi bisa saya, itu luar biasa. Bahkan membayangkan hutan sesungguhnya saja sudah membuat saya tersenyum sendiri, membayangkan bisa berhasil sampai ke puncak itu seperti mimpi.

Kurang lebih 8 hari, di tambah beberapa kali TM dan Wawancara. Walaupun masih berada di kulit terluar, apa yang namanya KOMPAS itu mulai terlihat titik terangnya bagi saya yang hanya orang awam.

Organisasi yang katanya berat itu, YA! BENAR!

Orientasi yang katanya berat itu, YA! BENAR!

Kegiatan yang katanya berat itu, YA! BENAR!

TAPI! Dengan segala keberatan yang bertumpuk tumpuk itu, ada banyak hal yang mungkin juga tak semua orang tau. Dan hanya bisa tau jika mereka mungkin sesama pecinta Alam, yang hanya bisa di ketahui ya setidaknya harus dekat dengan salah satu anggota resminya, atau ya dengan cara terakhir, MENJADI ANGGOTANYA.

Dimulai dari pengetahuan, pengetahuan mereka tentang alam bisa di bilang bukan main main, Keselamatan dan kemampuan mereka, saya banyak melihat instruktur yang bertubuh kecil, yang sepertinya untuk menopang tas gunung kapasitas 60 Liter itu tidak mungkin! Tapi sepertinya, yang tidak mungkin itu adalah mereka tidak mungkin tidak sanggup..! Kegiatan mereka yang utama! Mulai dari mencari ilmu sampai bersosialisasi, di tambah loyalitas dan andil dalam bencana. Untuk saya ini satu yang paling utama.

Jika ada yang bilang, anggota kompas itu kejam, tepatnya Tegas! Bagaimana caranya melewati Hutan kalau harus jadi manusia yang Menye menye~

Jika ada yang bilang, Orientasinya itu kelewatan, tepatnya Ketat! Itu semua demi anggota yang harus sesuai setidaknya mencapai standar organisasi, itu namanya Organisasinya punya standar yang tinggi, kalau anggotanya punya standar, organisasinya tak perlu dipertanyakan.

Saya bukan anggota, ini hanya opini orang awam yang baru mengetuk kulit terluar sebuah organisasi pecinta alam yang selama ini tak pernah saya kenal.
Kalau tak percaya, maka kepercayaan itu adalah sesuatu yang harus di cari. Sebuah kepercayaan adalah hasil kebenaran yang terbukti. Dan inilah kebenarannya, organisasi yang untuk saya pribadi sangat sangat sulit, tapi terlihat begitu berbeda.
Seakan, sebelum saya benar benar berhasil bisa mendaki sebuah gunung, saya masih harus mendaki organisasi ini dulu. Jika saya tak berhasil mendakinya, maka saya tak akan pernah mencapai gunung yang sebenarnya.

Catatan sederhana dari seorang calon anggota yang punya dunia berbeda
Bukan Fake Good
Tapi seorang gadis yang sedang jatuh cinta dan mencoba meraih cintanya



0 komentar:

Posting Komentar