Korps Organisasi Mahasiswa Pecinta Alama Universitas Sumatera Utara- KOMPAS-USU- Berdiri dari tahun 1980 tepatnya tanggal 6 oktober bersamaan keluarnya SK dan di anggap sebagai hari lahir resmi dari KOMPAS-USU yang berawal dari ide beberapa orang mahasiswa USU berbeda fakultas, : Juharman Arifin MIPA; Josmeri Surbakti, Suprayitno Srie Kusumo dan Partohonan Silitonga dari Teknik; Syarifuddin Munir dan Wahidin yasin Ekonomi; Hardy Guchi Pertanian; dan Martin Rustami Hukum.
Orang awam, entah itu mahasiswa atau bahkan orang lain yang
tak berhubungan langsung dengan USU sendiri mungkin sangat mudah untuk melihat
informasi siapa KOMPAS-USU itu sebenarnya. Pecinta Alam yang seperti apakah
KOMPAS-USU itu sebenarnya. Apa perbedaan mereka dengan Pecinta alam lain yang ada
di luar sana.
Tapi, tentu saja informasi lewat internet atau hanya dari
mulut kemulut tak lebih hanya sekedar hiasan luar dari sepaket KOMPAS-USU yang tak
bisa hanya di lihat saja. Sebagai salah satu Organisasi besar dan tua, banyak
cerita dan buah bibir yang menyebar kemana mana. Jujur saja, kebanyakan anak
anak baru akan mengatakan kalau organisasi satu ini adalah organsasi yang jauh
dari kata mudah. Bahkan sangat menyulitkan! Selain masa orientasi yang katanya
imbang dengan Paskibraka –saya pernah mendengar langsung- ditambah lagi
kegiatan yang luar biasa menyulitkan –katanya…
Saya, adalah salah seorang Calon
Anggota KOMPAS-USU tahun 2018. Saat ini, sedang dalam masa Orientasi tahap kedua ‘sepertinya’ setelah wawancara.
Sebelumnya, saya adalah seorang
mahasiswi jalan dua tahun di USU dengan latar belakang sama sekali tak mengenal
alam selain hanya mencintainya dari diri sendiri saja. Jika di Tanya mencintai
Alam, mungkin cara mencintai saya berbeda. Saya hanya mencintai tanpa
menyatakan mungkin, karena tak pernah bisa terjun kea lam langsung, tak
mengenal tumbuh tumbuhan, dan tak pernah aktif dalam kegiatan berbau alam. Bisakah
saya di katakana pecinta alam? Yah, itu hanya saya dan Tuhan saja lah yang tau
apakah saya mencintai Alam dan bumi saya atau tidak.
Latar belakang saya yang seorang
amatiran bahkan buta tentang alam ini terkadang sering membuat saya jauh di
belakang teman teman yang juga calon anggota tapi pengetahuannya sudah jauh di
atas saya.
Terkadang, saat instruktur member materi
dan menunjukkan gambar atau menceritakan pengalaman, saya seperti anak kecil
yang sedang melihat orang dewasa yang hebat, karena, mungkin bagi orang orang
yang sudah biasa itu ya biasa saja, orang orang juga bisa, banyak pendaki dan
travelers yang sudah kemana mana, tapi bisa saya, itu luar biasa. Bahkan membayangkan
hutan sesungguhnya saja sudah membuat saya tersenyum sendiri, membayangkan bisa
berhasil sampai ke puncak itu seperti mimpi.
Kurang lebih 8 hari, di tambah beberapa kali TM dan
Wawancara. Walaupun masih berada di kulit terluar, apa yang namanya KOMPAS itu
mulai terlihat titik terangnya bagi saya yang hanya orang awam.
Organisasi yang katanya berat itu, YA! BENAR!
Orientasi yang katanya berat itu, YA! BENAR!
Kegiatan yang katanya berat itu, YA! BENAR!
TAPI! Dengan segala keberatan yang bertumpuk tumpuk itu, ada
banyak hal yang mungkin juga tak semua orang tau. Dan hanya bisa tau jika
mereka mungkin sesama pecinta Alam, yang hanya bisa di ketahui ya setidaknya
harus dekat dengan salah satu anggota resminya, atau ya dengan cara terakhir,
MENJADI ANGGOTANYA.
Dimulai dari pengetahuan, pengetahuan mereka tentang alam
bisa di bilang bukan main main, Keselamatan dan kemampuan mereka, saya banyak
melihat instruktur yang bertubuh kecil, yang sepertinya untuk menopang tas
gunung kapasitas 60 Liter itu tidak mungkin! Tapi sepertinya, yang tidak mungkin
itu adalah mereka tidak mungkin tidak sanggup..! Kegiatan mereka yang utama! Mulai
dari mencari ilmu sampai bersosialisasi, di tambah loyalitas dan andil dalam
bencana. Untuk saya ini satu yang paling utama.
Jika ada yang bilang, anggota kompas itu kejam, tepatnya
Tegas! Bagaimana caranya melewati Hutan kalau harus jadi manusia yang Menye
menye~
Jika ada yang bilang, Orientasinya itu kelewatan, tepatnya
Ketat! Itu semua demi anggota yang harus sesuai setidaknya mencapai standar
organisasi, itu namanya Organisasinya punya standar yang tinggi, kalau
anggotanya punya standar, organisasinya tak perlu dipertanyakan.
Saya bukan anggota, ini hanya opini
orang awam yang baru mengetuk kulit terluar sebuah organisasi pecinta alam yang
selama ini tak pernah saya kenal.
Kalau tak percaya, maka kepercayaan
itu adalah sesuatu yang harus di cari. Sebuah kepercayaan adalah hasil
kebenaran yang terbukti. Dan inilah kebenarannya, organisasi yang untuk saya
pribadi sangat sangat sulit, tapi terlihat begitu berbeda.
Seakan, sebelum saya benar benar
berhasil bisa mendaki sebuah gunung, saya masih harus mendaki organisasi ini
dulu. Jika saya tak berhasil mendakinya, maka saya tak akan pernah mencapai
gunung yang sebenarnya.
Catatan sederhana dari seorang calon anggota yang punya
dunia berbeda
Bukan Fake Good
Tapi seorang gadis yang sedang jatuh cinta dan mencoba
meraih cintanya