Laporan Observasi
“TK DHARMA WANITA PERSATUAN USU”
Oleh;
Kelompok 8
Muhammad Nugraha Zati 161301082
Yustika Rahma Hasibuan (161301092)
Nabila Khairul Husna (161301118)
Chairunissa Syafwinia N (161301125)
Eunike Silitonga (161301136)
Felix Wijaya (161301141)
Shawaliyah Catur Wardhani (161301142)
BAB I
Pendahuluan
A)
LATAR BELAKANG
Pendidikan di TK adalah fondasi
untuk meyiapkan anak agar siap belajar formal di tingkat selanjutnya. anak
tidak hanya dipersiapkan kecerdasannya, tetapi juga kematangan emosi serta
kemampuan sosial anak. di TK, anak diharapkan sudah bisa mandiri dan bersedia
menerima otoritas orang lain.
Dewasa ini, hampir di seluruh dunia
anak anak usia dini yang belum siap untuk memasuki sekolah dasar normalnya akan
memasuki yayasan-yayasan pendidikan untuk anak usia dini seperti PAUD
(Pendidikan Anak Usia Dini) atau TK (Taman Kanak kanak). Khususnya di
Indonesia, sudah hampir seluruh provinsi dan kota memiliki Paud dan TK tanpa
melihat baik atau tidaknya standar dari masing masing PAUD dan TK tersebut.
Namun belakangan, PAUD dan TK yang ada di kota kota besar mulai memperbaiki
kualitas yayasan mereka bahkan sudah saling bersaing dalam menjalankan yayasan
masing masingnya. kualitas dari pembelajaran, pemenuhan materi dan kebutuhan anak
anak di yayasan menjadi perhatian penting untuk tiap tiap yayasan,
saat ini tidak sedikit ditemukan
Taman Kanak-Kanak (TK) yang salah kaprah dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya. anak-anak dijejali dengan pelajaran-pelajaran yang sifatnya
akademis. telah banyak TK yang memaksa anak untuk bisa aca tulis dan berhitung
(calistung) demi kebutuhan SD terhadap calon murid.
setiap anak memiliki kemampuan yang
berbeda. anak yang memang tergolong cerdas dan cepat menyerap pelajaran mungkin
tidak mengalami kesulitan. tetapi, tidak sedikit pula anak yang belum
benar-benar siap untuk sekedar pegang pensil dan mengukir huruf-huruf di atas
kertas.
kunci dari pendidikan di TK adalah
untuk menyiapkan keseimbangan yang sehat antara memberikan ruang dan kesempatan
yang cukup bagi anak untuk berkreativitas, termasuk membangun inisiatif dalam
melakukan suatu kegiatan, serta belajar kecakapan sosial dan mematangkan emosi
melalui permainan dalam kelompok. yang menjadi fokus penelitan ini adalah
mengetahui bagaimana manajemen kelas yang ada pada pendidikan prasekolah?
Maka
dari itu, kami kelompok 7 melakukan observasi untuk memantau managemen kelas
terhadap anak-anak pra sekolah di TK Dharma wanita Persatuan USU
TUJUAN
Tujuan
Observasi ini adalah untuk:
1. Mengetahui Manajemn kelas pada untuk
proses belajar mengajar di TK Dharma Wanita USU.
2.
B)
LANDASAN TEORI
1) Anak Prasekolah
Anak pada masa prasekolah memilki
ciri-ciri tertentu. Kartono (1986) mengungkapkan ciri khas anak prasekolah
sebagai berikut:
•
Bersifat Egosentris naif
Anak memandang dunia luar dari pandangannya sendiri, sesuai dari
pengetahuan dan pemahamannya sendiri, serta di batasi oleh perasaan dan
pikirannya yang masih sempit. Ia mengganggap bahwa pribadinya adalah satu dan
terpadu erat dengan lingkungannya
•
Relasi sosial yang primitif
Ciri ini merupakan akibat dari sifat egosentris yang naif dengan
ditandai oleh kehidupan anak yang belum dapat memisahkan antara keadaan dirinya
dengan keadaan lingkungan sosial sekitarnya. Dengan kata lain, anak membangun
dunianya dengan khayalan dan keinginannya sendiri
•
Kesatuan jasmani dan rohani yang hampir
tidak terpisahkan
Anak belum dapat membedakan kondisi jasmani dan rohani. Isi jasmani
dan rohani anak masih merupakan kesatuan yang utuh. Penghayatan anak terhadap
sesuatu diekspreikan secara bebas, spontan dan jujur baik dalam mimik, tingkat
laku, maupun bahasanya dan anak tidak dapat berbohong atau bertingkah laku
pura-pura
•
Sikap hidup yang fisiogonimis
Anak bersifat fisiogonomis terhadap dunianya, artinya secara langsung
anak memberikan sifat konkrit atau sifat lahiriah, nyata terdapat apa yang di
hayatinya. Kondisi ini disebabkan karena pemahaman anak masih bersifat menyatu
dan totaliter antara jasmani dan rohani
Menurut Biechler dan Snowman (1953) anak usia 3-6 tahun masuk pada mas
prasekolah. Snowman (1993) mengemukkan ciri-ciri anak prasekolah sebgaai
berikut:
Ciri Kognitif: Anak prasekolah
umumnya terampil dalam berbahasa. Sebagian dari mereka senang berbicara.
Kompetensi anak perlu dikembangkan melalui interaksi, minat, kesempatan,
mengagumi, dan kasih sayang
Ciri Sosial: Umumnya, anak pada
tahapan ini memiliki satu atau dua sahabat tetapi sahabat ini cepat berganti,
mereka umumnya dapat cepat menyesuaikan diri secara sosial. Anak lebih mudah
bermain bersebelahan dengan anak yang lebih besar.
Ciri Emosional : Anak TK cenderung mengekpresikan emosinya dengan
bebas dan terbuka. Sikap marah sering diperlihatkan oleh anak dengan usia
tersebut. Iri hati sering terjadi, mereka seringkali memperebutkan perhatian
guru.
2) Manfaat Pendidikan Prasekolah pada Anak
1. membantu
pembentukan struktur otak anak
2. saat anak berusia 5
tahun tingkat pertumbuhan otak mencapai 90 persen. sehingga besar sekali
pengaruhnya untuk masa depannya jika pendidikan yang diberikan salah.
3. memiliki pencapaian
akademis lebih baik
4. dengan memberikan
anak pendidikan prasekolah maka rasa ingin tahunya akan terpenuhi. sehingga
membuahkan hasil yang positif bagi akademisnya.
5. sebagai tambahan
aktivitas harian anak yang lebih berstruktur
6. di sekolah, anak
akan mendapatkan permainan yang berbeda dari permainan yang dia dapatkan
dirumah. dalam dunia prasekolah, olahraga juga disertakan untuk aktivitas anak
3) Definisi Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas terdiri dari dua kata, yaitu pengelolaan dan
kelas. Pengelolaan itu sendiri akar katanya adalah “kelola”, ditambah awalan
“pe” dan akhiran “an”. Istilah lain dari pengelolaan adalah “manajemen”.
Manajemen adalah kata yang aslinya dari bahasa Inggris, yaitu management yang
berarti ketatalaksanaan, tata pimpinan, pengelolaan.
Pengelolaan adalah proses yang memberikan pengawasan pada semua
hal yang terlibat dalam pelaksanaan kebijakan dan pencapaian tujuan.
Pengelolaan dalam pengertian umum adalah pengadministrasian pengaturan atau penataan
suatu kegiatan.
Adapun kelas adalah suatu kelompok orang yang melakukan kegiatan
belajar bersama yang mendapat pengajaran dari guru” atau ruangan belajar dan
atau rombongan belajar.
4) Tujuan Pengelolaan Kelas
Ada beberapa hal yang menjadi tujuan
pengelolaan kelas, yaitu sebagai berikut :
1. Mewujudkan situasi dan kondisi
kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar yang
memungkinkan siswa untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.
2. Menghilangkan berbagai hambatan
yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi belajar mengajar.
3. Menyediakan dan mengatur
fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan memungkinkan siswa belajar
sesuai dengan lingkungan sosial, emosional, dan intelektual siswa dalam kelas.
4. Membina dan membimbing sesuai
dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya serta sifat-sifat individunya.
5). Prinsip-prinsip Pengelolaan
Kelas
Secara umum faktor yang mempengaruhi
pengelolaan kelas dibagi menjadi dua golongan yaitu, faktor intern dan faktor
ekstern siswa.
Faktor intern siswa berhubungan
dengan masalah emosi, pikiran, dan perilaku. Kepribadian siswa dengan ciri-ciri
khasnya masing-masing menyebabkan siswa berbeda dari siswa lainnya sacara
individual. Perbedaan secara individual ini dilihat dari segi aspek yaitu
perbedaan biologis, intelektual, dan psikologis.
Faktor ekstern siswa terkait dengan
masalah suasana lingkungan belajar, penempatan siswa, pengelompokan siswa,
jumlah siswa, dan sebagainya. Masalah jumlah siswa di kelas akan mewarnai dinamika
kelas. Semakin banyak jumlah siswa di kelas, misalnya dua puluh orang ke atas
akan cenderung lebih mudah terjadi konflik. Sebaliknya semakin sedikit jumlah
siswa di kelas cenderung lebih kecil terjadi konflik.[5]
Djamarah menyebutkan “Dalam rangka memperkecil
masalah gangguan dalam pengelolaan kelas dapat dipergunakan.” Prinsip-prinsip
pengelolaan kelas sebagai berikut :
a. Hangat dan Antusias
Hangat dan Antusias diperlukan dalam
proses belajar mengajar. Guru yang hangat dan akrab pada anak didik selalu
menunjukkan antusias pada tugasnya atau pada aktifitasnya akan berhasil dalam
mengimplementasikan pengelolaan kelas.
b. Tantangan
Penggunaan kata-kata, tindakan, cara
kerja, atau bahan-bahan yang menantang akan meningkatkan gairah siswa untuk
belajar sehingga mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku yang menyimpang
c. Bervariasi
Penggunaan alat atau media, gaya
mengajar guru, pola interaksi antara guru dan anak didik akan mengurangi
munculnya gangguan, meningkatkan perhatian siswa. Kevariasian ini merupakan
kunci untuk tercapainya pengelolaan kelas yang efektif dan menghindari
kejenuhan.
d. Keluwesan
Keluwesan tingkah laku guru untuk
mengubah strategi mengajarnya dapat mencegah kemungkinan munculnya gangguan
siswa serta menciptakan iklim belajar mengajar yang efektif. Keluwesan
pengajaran dapat mencegah munculnya gangguan seperti keributan siswa, tidak ada
perhatian, tidak mengerjakan tugas dan sebagainya.
e. Penekanan pada hal-hal yang
Positif
Pada dasarnya dalam mengajar dan
mendidik, guru harus menekankan pada hal-hal yang positif dan menghindari
pemusatan perhatian pada hal-hal yang negative. Penekanan pada hal-hal yang
positif yaitu penekanan yang dilakukan guru terhadap tingkah laku siswa yang
positif daripada mengomeli tingkah laku yang negatif. Penekanan tersebut dapat
dilakukan dengan pemberian penguatan yang positif dan kesadaran guru untuk
menghindari kesalahan yang dapat mengganggu jalannya proses belajar mengajar
f. Penanaman Disiplin Diri
Tujuan akhir dari pengelolaan kelas
adalah anak didik dapat mengembangkan dislipin diri sendiri dan guru sendiri
hendaknya menjadi teladan mengendalikan diri dan pelaksanaan tanggung jawab.
Jadi, guru harus disiplin dalam segala hal bila ingin anak didiknya ikut berdisiplin
dalam segala hal.[6]
6). Komponen-komponen Keterampilan
Pengelolaan Kelas
Komponen-komponen keterampilan
pengelolaan kelas ini pada umumnya dibagi menjadi dua bagian, yaitu
keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi
belajar yang optimal (bersifat preventif) dan ketrampilan yang berhubungan
dengan pengembangan kondisi belajar yang optimal.
Keterampilan yang berhubungan dengan
penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal terdiri dari
keterampilan sikap tanggap, membagi perhatian, pemusatan perhatian kelompok.
Ketrampilan suka tanggap ini dapat dilakukan dengan cara memandang secara
seksama, gerakan mendekat, memberi pertanyaan, dan memberi reaksi terhadap
gangguan dan ketakacuhan. Yang termasuk ke dalam keterampilan memberi perhatian
adalah visual dan verbal. Tetapi memberi tanda, penghentian jawaban, pengarahan
dan petunjuk yang jelas, penghentian penguatan, kelancaran dan percepatan,
merupakan sub bagian dari keterampilan pemusatan perhatian kelompok.
Masalah modifikasi tingkah laku,
pendekatan pemecahan masalah kelompok, dan menemukan serta memecahkan tingkah
laku yang menimbulkan masalah, adalah tiga buah strategi yang termasuk ke dalam
ruang lingkup keterampilan yang berhubungan dengan pengembangan kondisi belajar
yang optimal.
7) Pengelolan Pembelajaran di Taman Kanak-Kanak
Ada tiga point inti dalam pembelajaran di
Taman kanak-kanak, yaitu Pengaturan Ruangan/Kelas, Pengorganisasian anak didik,
Pengaturan alat dan sumber belajar, penjelasannya sebagai berikut :
1. Pengaturan
Ruangan/Kelas
Ruangan/kelas diatur sedemikian rupa,
sehingga kegiatan pembelajaran dapat terlaksana seefisien mungkin. Dalam
pengaturan ruangan/kelas ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
a. Susunan meja-kursi anak
bersifat fleksibel dan dapat berubah-ubah.
b. Pada waktu mengikuti
kegiatan, anak tidak selalu duduk di kursi, tetapi dapat juga duduk di
tikar/karpet.
c. Penyediaan alat
bermain/sumber belajar harus disesuaikan dengan kegiatan yang akan
dilaksanakan.
d. Pengelompokkan meja
disesuaikan dengan kebutuhan sehingga cukup ruang gerak bagi anak didik.
Catatan
Penting :
a. Dinding
dapat digunakan untuk menempelkan hasil pekerjaan anak. Pekerjaan
anak ditempel di dinding dan dilaksanakan secara bergantian sehingga tidak membosankan
dan tidak mengganggu perhatian anak.
b. Peletakan
dan penyimpanan alat bermain/sumber belajar diatur sedemikian rupa sesuai
dengan fungsinya, sehingga memudahkan anak untuk menggunakan dan mengembalikan
pada tempatnya setelah selesai digunakan.
c. Penataan
ruang kelas, penataan perabotan, asesoris di dinding dan berbagai bahan pajangan hendaknya
diubah-ubah secara periodik agar selalu tercipta suasana kelas yang baru dan
tidak membosankan.
BAB II : SISTEMATIKA
PELKASANAAN DAN ANALISA DATA OBSERVASI
A. SISTEMATIKA PELAKSANAAN OBSERVASI
29 Maret 2017 : Diskusi Kelompok
30
Maret 2017 : Observasi
4 Mei 2017 : Pengolahan Data
6
Maret 2017 : Diskusi Kelompok
B. ANALISA DATA
Data
diperoleh melalui kegiatan observasi langsung di lembaga sekolah yang telah
telah ditentukan.
C. Sampel Penelitian dan Lokasi Pengambilan
Data
Sampel:
Siswa dan guru kelas di TK DHARMA WANITA PERSATUAN USU
Tempat:
TK Dharma Wanita Persatuan USU. Jln. Universitas NO 32, Kampus USU- Medan
BAB III : LAPORAN
DAN EVALUASI DATA
A. LAPORAN
1. Jadwal Observasi
(Kamis, 30 Maret 2017)
08.00 :
Bel berbunyi dan berbaris
08.00 – 08.15 : Kegiatan awal yaitu salam dan doa
08.15 – 09.45 : Memulai pelajaran inti
09.45 – 10.00 : Makan disertai doa dan cuci
tangan sebelum makan.
10.00 – 10.15 : Istrihat yaitu main di luar
kelas
10.15 – 10.45 : Kegiatan akhir yaitu diskusi, doa dan
diakhiri dengan salam
10.45 : Pulang
2. Sitematika
Observasi
•
Kelompok tiba di TK Dharma Wanita
Persatuan USU pada pukul 08.15, anak-anak sudah berada di dalam kelas dan
menyambut kedatangan kami di sela sela pembelajaran yang sudah dimulai.
Kelompok masuk pada kelas TK 0 besar. Namun di karenakan banyak murid yang
tidak hadir karena faktor cuaca, anak anak dari dua kelas di gabungkan di kelas
yang sama. Pada TK Dharma Wanita Persatuan USU terdapat 3 pembagian kelas,
yaitu : (1) kelas 0 kecil umur 3 tahun; (2) kelas 0 besar umur 5-6 tahun; dan (3)
kelas 0 besar umur 5-6 tahun. Dan hari itu, kedua kelas 0 besar di satukan
sehingga kami bisa langsung berinteraksi dengan anak anak dari dua kelas
sekaligus.
Jumlah normal dari kelas tiap kelas adalah 15 orang, namun karena
kelas di gabung, siswa yang hadir pada
Kamis, 30 Maret 2017 mencapai 20 lebih. Guru kelas adalah Ibu Ani, Ibu ani
sendiri sudah mengajar di TK ini selama kurang lebih 14 tahun lamanya. Sosok
ibu Ani adalah ibu yang tegas namun sangat dekat dengan anak anak. Dia akan
berinteraksi langsung satu persatu secara bergantian dengan para murid untuk
memeriksa hasil kerja mereka pada tugas tugas yang di berikan.
Meja di kelas tersebut ada 6,
masing masing di isi 5-6 orang dimana anak perempuan dan laki lakinya di
dudukkan secara acak. Keadaan ini membuat anak anak lebih mudah berinteraksi
satu sama lain, walaupun ini juga menambah resiko karena mempermudah anak anak
untuk bermain atau menganggu sesama temannya.
•
Pada saat kami datang, anak-anak sudah
memulai sesi belajar dengan mengerjakan latihan pada buku mereka, Latihan yang
mereka kerjakan di mulai dari Hitungan, memilah Kata perkata, sampai mewarnai.
Namun untuk di awal, semua secara serentak mengerjakan hitungan yang 1-10.
•
Dari yang kami lihat, buku yang di
gunakan penuh dengan warna dan menggunakan banyak gambar serta huruf huruf yang
besar. kebanyakan dari mereka juga sudah mahir menggunakan alat tulis, cara
memegang pensil, cara menulis, cara melingkari atau menceklis, dan cara mereka
mewarnai rata rata sudah cukup baik mengingat umur mereka masih dibawah 6 tahun.
•
Pengenalan huruf dan angka dari anak anak
juga sudah cukup baik. dari 5 orang yang kami tanya, hampir semua sudah dapat
menghitung dari 1-100. Mereka bisa menyebutkan huruf abjad A-Z. bahkan,
sebagian dari mereka juga sudah dapat menyebutkan angka dengan bahasa inggris
1-20.
•
Setiap anak yang sudah menyelesaikan
tugasnya akan langsung menghampiri Guru untuk memeriksakan hasil pekerjaan
mereka. mereka memeriksakan hasilnya dengan cara bergantian, ada aturan kelas
dimana tidak boleh mengerumuni guru atau mengganggu guru yang sedang memeriksa
tugas yang lain. Hasil tugas yang selesai dan baik akan di paraf dan di beri
stiker. Kemudian Tugas akan di lanjutkan kelembaran berikutnya, dimana tugasnya
akan berbeda. saat itu, tugas pertama adalah hitungan, tugas kedua adalah
melingkari kata per kata.
•
Untuk anak anak yang sudah menyelesaikan
tugas satu dan dua akan di lanjutkkan dengan tugas mewarnai. Dimana anak anak
sudah di bekali alat mewarnai khususnya crayon dan Cat kayu, yang sebelumnya di
simpan di loker masing masing,
•
Untuk mewarnai, ada beberapa anak yang
memang telah mengenali warna dan namanya. Namun ada pula yang hanya mencocokkan
warna cat yang dia miliki dengan contoh warna yang tersedia.
•
Setelah selesai mewarnai anak anak di
perbolehkan bermain dengan bebas di dalam kelas. mereka di perbolehkan
memainkan mainan yang tersedia di dalam kelas. mainan mainan yang ada di dalam
kelas juga dapat di kategorikan mainan yang mendidik, seperti balok, dan
sebegainya yang pada dasarnya memang memiliki nilai mendidik setiap kita
memainkkannya.
•
Toleransi di kelas juga cukup baik, di
saat hampir 80% anak anak di kelas sudah bermain, anak anak yang masih belum
bisa menyelesaikan tugas mewarnainya di perbolehkan untuk menyudahi tugasnya
dan ikut bermain. Tidak ada paksaan atau ketegasan yang berlebihan, namun anak
anak di beri pengertian bahwa mereka harus menyelesaikan tugasnya mewarnainya
di hari berikutnya.
•
Pukul 09.45 sesi pelajaran inti selesai.
Semua anak yang memainkan mainan di haruskan untuk merapihkan kembali
mainannya. Peraturan di kelas, siapa yang tidak menyentuh atau tidak memainkan
mainan tidak perlu merapihkan mainan yang berserak. Sedangkan yang bermain di
haruskan merapihkan semuanya bersama sama sebelum kembali duduk rapi.
•
Kemudian akan dilanjutkan dengan makan siang
bersama yang disertai dengan doa dan cuci tangan sebelum makan, cuci tangan di
lakukan di kamar mandi yang ada di sebelah ruangan. Anak anak akan mencuci
tangannya secara berurutan dan bergantian.
•
Sesuai dengan kepetusan kelompok,
observasi pembelajaran anak anak kami sudahi sebelum anak anak makan. Sehingga
sebelum mereka benar benar makan, kami mendapatkan sedikit waktu untuk
berinteraksi langsung dengan anak anak,
•
Interaksi kami di mulai dengan
perekanalan semua anggota kelompok di depan kelas. Masing masing dari kami
memperkenalkan nama yang saat itu, kami tegaskan harus di ingat oleh anak anak
tersbut. Namun hasilnya, hanya beberapa anak yang benar benar mengingat,
mungkin karena faktor nama yang terlalu sulit atau panjang.
•
Kemudian, dengan berbekalkan Permen
(disini permen yang kami gunakan adalah permen yang mengandung susu yang tidak
bermasalah jika di konsumsi oleh anak anak), kami memberikan instruksi bahwa
semua anak anak harus duduk rapi dan tersenyum lebar agar kami beri hadiah. Dan
dengan antusias anak anak itu langsung menurut, bahkan mereka memiliki cara
tersendiri untuk duduk rapi, dimana Ibu Ani selaku guru akan berteriak “Mana Rapimu?!” maka anak anak
akan menjawab “Ini Rapiku?!” dengan sikap duduk
yang rapi dan kedua tangan dilipat di atas meja.
•
Setelah semuanya benar benar telah duduk
rapi dan tersneyum manis kepada anggota kelompok, kami semua langsung
membagikan permen permennya. Namun permen langsung di simpan karena mereka
harus makan nasi lebih dulu.
•
Mengingat waktu makan siang sudah sampai
pada waktunya, kelompok akhirnya menutup perjumpaan hari itu dengan mengucapkan
terima kasih kepada semua anak anak dan ibu guru. Sebelum menutup observasi anak-anak
menyanyikan sebuah lagu berjudul “Guruku Tersayang”
dengan serentak. Kemudian ada beberapa murid yang juga
menunjukkan kemampuan mereka seperti bernyanyi dan bercerita.
•
Untuk Informasi, ada cukup banyak anak
yang berprestasi di kelas itu, di mulai dari juara bercerita, sampai juara
membaca ayat ayat pendek. Juaranya juga beragam, ada yang juara satu, dua dan
tiga bahkan favorit untuk tingkat kota.
•
Setelah semua menunjukkan bakatnya, kami
juga sempat berfoto bersama dengan seluruh anak anak di kelas. setelah berfoto
barulah kami keluar kelas, tepatnya pukul 10.15.
B. EVALUASI
Aspek-aspek perkembangan yang ingin dicapai pada TK Dharma Persatuan
Wanita USU meliputi:
1. Bidang Pembentukan
Perilaku
a. Moral dan
nilai-nilai agama
Meningkatkan ketaqwaan anak terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, dan membina sikap anak dalam meletakkan dasar agama, agar
anak menjadi warga negara yang baik.
b. Sosial, emosional,
dan kemandirian
Membina anak agar dapat mengendalikan
emosinya secra wajar dan dapat berinteraksi dengan sesamanya maupun dengan
orang dewasa dengan baik, serta dapat menolong dirinya sendiri dalam rangka
kecakapan hidup.
2. Bidang
Pengengambangan Kemampuan Dasar
a. Berbahasa
Agar anak mampu mengungkapkan pikiran
melaui bahasa yang sederhana secara tepat, mampu berkomunikasi secara efektif
dan membangkitkan minat, untuk dapat berbahasa Indonesia dengan baik dan benar.
b. Kognitif
Mengembangkan
kemampuan berpikir anak untuk dapat mengolah perolehan belajarnya, dapat
menemukan bermacam-macam alternatif pemecahan masalah, membantu ana untuk
mengembangkan kemampuan logika matematis dan pengetahuan akan ruang dan waktu,
serta mempunyai kemampuan untuk milah-milah, mengelompokkan serta mempersiapkan
kemampuan berpikir secara telii.
c. Fisik
Memperkenalkan dan melatih gerakan kasar
dan halus, meningkatkan kemampuan mengelola, mengontrol gerakan tubuh dan
koordinasi serta meningkatkan keterampilan tubuh dan cara hidup sehat. Sehingga
dapat menunjang pertumbuhan jasmani yang kuat, sehat, dan terampil.
C. TESTIMONI
•
Muhammad Nugraha Zati (16-082)
Tugas observasi ini menurut saya sangat bagus,
karena dengan tugas ini kita dapat berkomunikasi dengan anak TK dimana nantinya
itu sangat berguna kedepannya, dan saya mendapat pengetahuan tentang manajemen
kelas pada anak TK
•
Yustika Rahma Hasibuan (16-092)
Menurut saya tugas observasi manajemen kelas pada
anak TK ini sangat menarik dan menyenangkan, karena disini saya akan
mendapatkan pengalaman dan pengetahuan dalam manajemen kelas pada anak TK.
Kemudian mengetahui aspek-aspek yang ingin dicapai pada anak TK.
•
Nabila Khairul Husna (16-118)
Semester kedua ini adalah pertama kali bertemu
mata kuliah Pendidikan, sejauh ini apa yang kami pelajari sebenarnya sudah lama
ada di sekitar kita bahkan sering kita peraktekkan secara langsung. Namun,
disini kita melihat semuanya dari sisi yang berbeda, sisi yang sesungguhnya
dari hal hal yang biasa kita laksanakan tanpa tau sebenarnya apa sih yang kita
lakukan. Contohnya seperti ‘Belajar’ dan ‘Motivasi’. Keduanya adalah hal hal
yang sangat familiar untuk semua orang, namun disinilah kita baru mengerti apa
sebenarnya pengertian Belajar, apa sebenarnya yang di maksud dengan Motivasi.
Selain belajar di kelas, tugas Observasi juga menjadi tantangan baru untuk kami
yang belum setahun menjajaki bangku perkuliahan. Berinteraksi langsung dengan
objek observasi kami di luar kampus, khususnya untuk kami adalah anak anak TK.
Mendalami dan mempelajari bagaimana anak anak TK itu melalui hari sekolahnya
adalah hal yang memberikan banyak pengetahuan, sekalipun dulunya kami juga
pernah melalui masa itu, namun melihat kembali proses belajar mengajar di TK
dengan usia yang sudah beranjak dewasa adalah suatu hal yang istimewa.
•
Chairunissa Syafwinia N (16-125)
Menurut saya, tugas observasi untuk mata kuliah
Psikologi Pendidikan ini benar-benar dapat membantu skill berkomukasi saya
dengan anak-anak TK, yang tentunya sayang diperlukan jika akan menjadi seorang
psikolog nantinya.Dengan tugas ini, pengetahuan tentang manajemen kelas dan
situasi kelas anak TK pun semakin bertambah. TK yang saya kunjungunadalah TK
dharma wanita USU dan TK ini memiliki anak-anak yang luar biasa aktif dan periang.
Sebelum kelompok kami masuk kelas, anak-anak sudah menunggu kami di depan
jendela dan menyambut kami dengan sangat antusias. Di dalam kelas anak-anak di
ajar mewarnai dan berhitung dari buku di diberi oleh guru mereka. Anak-anak
tersebut begitu semangat mengerjakan tugas. Pengalaman mengobservasi ini
benar-benar menyenangkan dan bermanfaat. Melihat anak-anak antusias menyambut
kami benar bener merupakan kesenangan sendiri
•
Eunike Silitonga (16-136)
Dalam mata kuliah Psikologi Pendidikan, kami
juga mendapat tugas Observasi. Bagi saya ini sangat bermanfaat, karna
materi-materi yang kami dapatkan selama perkuliahan dapat kami aplikasikan
dalam kehidupan sehari-hari. Terutama, bagi kelompok saya yang mendapat
kesempatan untuk melakukan observasi di Taman Kanak-Kanak (TK), disini kami
bisa melihat bagaimana perkembangan seorang anak, bagaiman metode pembelajarna
yang baik kepada mereka, dan melihat bagaimana mereka beraktifitas. Sehingga
kami bisa mengeksplorasi atau mengaplikasikan ilmu yang sudah kami terima
didalam kehidupan kami berinteraksi dan bersosialisasi kepada orang lain.
•
Felix Wijaya (16-141)
Bagi saya tugas observasi pendidikan ini
sangat menyenangkan karena kita langsung turun ke lapangan. Selain
menyenangkan, observasi ini juga sangat bermanfaat dan menambah pengalaman kami
juga. Saya dan kelompok melakukan observasi di TK Dharma Wanita Persatuan USU
pada tanggal 30 Maret 2017. Kami disambut dan diterima dengan hangat oleh
kepala sekolah , guru, dan tentunya oleh adik-adik kecil yang lucu. Proses
belajar mengajar juga sangat menyenangkan. Adik-adik tersebut sangat
bersemangat dalam menyelesaikan latihan soal mereka. Setelah menyelesaikan latihan
soal mereka, adik-adik tersebut bisa bermain-main.
•
Shawaliyah Catur Wardhani (16-142)
Menurut saya, tugas observasi ini dapat
memberikan pengetahuan tentang manajemen
kelas yang baik dan benar, terutama pada tingkat pendidikan prasekolah,
Dan pada observasi ini juga saya dapat belajar bagaimana cara mengobservasi,
karena saya merasa kemampuan mengobservasi saya masih belum masksimal.